Jepara, soearamoeria.com
Tak kurang 80
aktivis Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) se-Eks Karesidenan Pati menggelar
kegiatan bersih pantai di Bondo, Jepara, belum lama ini. Selain bersih pantai,
mereka juga melakukan sosialisasi pengelolaan sampah kepada pemuda dan
masyarakat.
Mapala yang
terlibat dalam aksi lingkungan itu, adalah Mapala Arga Dahana UMK, Mahupa
Fakultas Hukum UMK, Palwa 51 STAIN Kudus, Macupa STIKES Cendekia Utama Kudus, Kompas
STIE YPPI Rembang, serta Mapala Unisnu Jepara yang terdiri atas Wapalhi,
Cartens, dan Matarna.
Jamaluddin, salah
satu peserta, menjelaskan, sosialisasi pengelolaan sampah ini, sasarannya
adalah pemuda dan masyarakat di sekitar Bondo dan untuk bersih pantai,
dilakukan di Pantai Bondo sebagai kawasan wisata yang kini mulai dikenal.
‘’Sosialisasi
terkait sampah, antara lain mengenai bagaimana mengelola bank sampah dan
pengelolaan sampah anorganik,’’ ujarnya.
Sedang bersih
pantai dilakukan, karena para aktivis Mapala itu merasa prihatin akan minimnya
perhatian masyarakat untuk menjaga kebersihan Pantai Bondo. ‘’Kebersihan Pantai
Bondo ini perlu ditingkatkan,’’ tegasnya.
Keprihatinan itu
cukup beralasan, karena saat mereka melakukan bersih pantai di sana, banyak
sampah dengan beragam jenis berserakan. ‘’Sampahnya cukup banyak. Mulai dari
sampah kayu, sampah plastik, botol kemasan air mineral, hingga bungkus makanan
ringan,’’ terangnya.
Aris Prayogo,
koordinator kegiatan, mengemukakan, selain sosialisasi pengelolaan sampah dan
bersih pantai, ini sebagai salah satu upaya untuk menjalin silaturahmi antar
anggota pecinta alam di Eks Karesidenan Pati. ‘’Silaturahmi ini kami kemas
dalam bentuk yang produktif, yakni dengan melakukan aksi sosial dan bersih
pantai,’’ paparnya.
Sebagaimana
Jamaluddin, dia pun berpesan dan mengajak masyarakat, khususnya warga Desa
Bondo untuk bersama sama menjaga kebersihan pantai, sehingga tercipta
lingkungan pantai yang bersih dan indah.
‘’Pantai Bondo ini
tempat wisata, sehingga kebersihannya harus dijaga. Jika masyarakat membuang
sampah sembarangan, akan berdampak buruk pada pengelolaan dan pengembangan kawasan
wisata ini,’’ ungkapnya. (rsd)