Hujan Oktober
Hujan,
Sudah membasahi sendi tubuhku
Mengguyur jiwa dalam kehampaan
Gelap kala mendung mulai terengah-engah
datang
Menyusup mata dan akalku
Kelakuanku masa lalu menjadi bulat
terlihat jelas
Oktober tahun kelahiran bocah ini,
Menggerutu penuh tanya
Masihkah ada bunga yang tak layu
Yang mekar demi diriku
Hingga dapat kupetik setiap tangkai
kelopaknya
Dan kuhisap sedalamnya saripati mawar
bunga ini
Malam semakin mendayung ingatan
Benak-benak bersama kaum pinggiran
Mulai terusung kembali
Bahkan riak air mata terucap lagi
Saat melihat hanya nasi tanpa lauk
merasuk ke dalam mulut
Surakarta, 28 Oktober
2016
Senyum Manis
Senyum menawan
Elok rupawan
Siapa punya, kawan?
Bibir rembulan
Mata melambai tangan
Siapa punya, kawan?
Alis tanpa kerutan
Hati bagai senapan
Siapa punya, kawan ?
Surakarta, 28 Oktober 2016
Antara Si Kaya dan Si Miskin
Tengah malam,
Sewaktu bulan
hilang termakan kelam,
Bintang memudar
tanpa cercah cahaya
Si Kaya asyik
mengetikkan tangannya di belahan uangnya,
Hasil dari kerja
kerasnya pagi tadi,
Sang istri yang
masih muda,
Menghampirinya
penuh rayuan dan jilatan di telinga
Di sela-sela
waktu, mereka menyetorkan uang-uang di antara kotak
yang tak pernah
lepas dari tangannya,
Selalu di
hampirinya almari tanpa celah di brangkas.
Siang hari,
Si miskin sedang
menghela nafas yang tersengal,
Bukan karena
batuk atau sekarat,
Tapi karena
tuntutan hidup yang terus mengacuhkannya,
Meninggalkannya
di antara nasib-nasib rumah reyot,
Di antara gedung
berbintang.
Dia mengurut
kakinya yang kering kerontang tanpa lemak,
Dan di dapur,
seorang istri hanya membakar asap tanpa kesadaran.
Di antara
mereka,
Wanita
bergelantungan di jendela hotel,
Hinggap di
tiang-tiang sepi berbau parfum.
Anak-anak
bermain tanpa waktu,
Bersuka riya
tanpa aturan,
Para lelaki
menghirup bir-bir dengan beringas,
Wajahnya memerah
dan menanyakan dimana rumah kekasihnya.
Pati, 21 Januari
2017
___________________
Muhammad Lutfi lahir di Pati 15 Oktober 1997. Masih
berstatus mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Negeri
Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Karyanya terangkum dalam; kumcer Nahima Press
(2015), Antologi Puisi Tuas M Publisher (2016), dan Antologi Puisi Bebuku
Publisher (2016), serta Antologi para penyair Indonesia di Hari Puisi Indonesia
yang bertempat di Taman Ismail Marzuki, Jakarta (Matahari Cinta Samudra Kata,
2016).